SKRINING DAN STUDI EPIDEMIOLOGI PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA SULAWESI TENGGARA TAHUN 2009

LepraTujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan adalah melalui pembangunan kesehatan. Upaya perbaikan kesehatan antara lain dilakukan melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan pemukiman dan perbaikan gizi masyarakat. Berbagai upaya pembangunan kesehatan telah di upayakan oleh pemerintah bersama masyarakat, namun penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat termasuk penyakit kusta (Depkes RI, 2005).

Penyakit kusta tersebar diseluruh dunia dengan endemisitas yang berbeda-beda. Diantara 122 negara yang endemis pada tahun 1985, 98 negara telah mencapai eliminasi kusta yaitu prevalensi rate < 1/10.000 penduduk. Pada tahun 1991 World Health Assembly telah mengeluarkan suatu resolusi yaitu eliminasi kusta tahun 2000. Pada 1999, insidensi penyakit kusta di dunia diperkirakan 640.000 dan 108 kasus terjadi di Amerika Serikat. Pada 2000, Word Health Organisation membuat daftar 91 negara yang endemik kusta. 70% kasus dunia terdapat di India, Myanmar, dan Nepal (Depkes RI, 2005).

Pada tahun 2000 Indonesia menempati urutan ke tiga setelah India dan Brazil dalam hal penyumbang jumlah penderita kusta di dunia. Walaupun ada penurunan yang cukup drastis dari jumlah kasus terdaftar, namun sesungguhnya jumlah penemuan kasus baru tidak berkurang sama sekali. Oleh karena itu, selain angka prevalensi rate, angka penemuan kasus baru juga merupakan indikator yang harus diperhatikan (Depkes RI, 2005).

Pada 2002, 763.917 kasus ditemukan di seluruh dunia, dan menurut WHO pada tahun itu, 90% kasus kusta dunia terdapat di Brasil, Madagaskar, Mozambik, Tanzania dan Nepal. Di seluruh dunia, dua hingga tiga juta orang diperkirakan menderita kusta. Distribusi penyakit kusta dunia pada 2003 menunjukkan India sebagai negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh Brasil dan Myanmar (Depkes RI, 2005).

Di Indonesia, jumlah penderita kusta dengan frekuensi tertinggi di provinsi Jawa Timur yaitu mencapai 4 per 10.000 penduduk.selanjutnya provinsi Jawa Barat mencapai 3 per 10.000 penduduk dan provinsi Sulawesi Selatan yaitu 2 per 10.000 penduduk (Depkes RI, 2002).

Pada pertengahan tahun 2000, Indonesia telah mencapai eliminasi sesuai target WHO. Pada tahun 2003, distribusi kusta menurut waktu yaitu Penderita terdaftar di Indonesia pada akhir tahun Desember 2003 sebanyak 18.312 penderita yang terdiri dari 2.814 PB dan 15.498 MB dengan prevalens rate 0,86 per 10.000 penduduk terdapat di 10 provinsi, yaitu : Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Papua, NAD, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur (Depkes RI, 2005).

Eliminasi kusta tingkat provinsi yang harus dicapai pada tahun 2005, tentu sangat sulit dicapai apalagi mencapai eliminasi kusta tingkat kabupaten tahun 2008 tanpa adanya dukungan dari berbagai program dan sektor terkait (Depkes RI, 2005).

Di Sulawesi Tenggara penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana pada tahun 2008 masih ditemukan 258 penderita baru yang tersebar pada semua wilayah kabupaten kota termasuk buton utara. Berdasarkan data laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2008 menunjukan bahawa angka CDR sebesar 13 per 100.000 penduduk, angka proporsi cacat tingkat 2 adalah 10 % dan angka kesakitan anak usia < 15 tahun adalah 7 % yang semuanya masih tergolong tinggi sehingga merupakan masalah kesehatan masyarakat (Laporan Data Dinkes Provinsi Tahun 2008).

Di Kabupaten Buton Utara sebagai kabupaten baru pecahan Kabupaten Muna, penyakit kusta juga masih menjadi masih kesehatan masyarakat. Dimana berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Utara menunjukan bahwa pada tahun 2008 ditemukan 9 penderita baru dengan angka CDR 26 per 100.000 penduduk (Laporan Data Dinkes Butur Tahun 2008).

Selengkapnya : Bab I, Bab II, Bab III, BAB IV, Bab V, Kover dan Halaman Depan Lain, Daftar Pustaka, Lampiran Dokumntasi Kusta

3 respons untuk ‘SKRINING DAN STUDI EPIDEMIOLOGI PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA SULAWESI TENGGARA TAHUN 2009

Add yours

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑